Rudal Patriot NATO di Turki Awal Kerusuhan di Timur Tengah

defence

Salim Harba, pengamat militer Suriah menilai penempatan sistem anti rudal Patriot oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di wilayah Turki menjadi titik awal bentrokan di kawasan Timur Tengah.
 
Saat diwawancarai FNA Senin (24/12), Salim Harba mengisyaratkan gerakan anti Suriah di Turki untuk melancarkan intervensi militer ke Damaskus. "Penempatan rudal-rudal Patriot di Turki seusai dengan program konspirasi NATO dan Amerika terhadap stabilitas keamanan regional serta upaya untuk merusak konstelasi kekuatan di Timur Tengah.
 
Harba menyebut tujuan dari penempatan rudal Patriot di Turki sebagai pengiriman pesan keamanan dan militer. "Konspirasi penempatan rudal Amerika di Asia terlah dirancang dengan baik oleh Washington dan Rezim Zionis Israel," tandas Harba.
 
Di kesempatan tersebut, Harba mengisyaratkan reaksi Suriah yang menempatkan kekuatan strategis dan menfokuskan persenjataannya dalam menghadapi pergerahan Barat yang berencana melakukan intervensi militer ke negara ini. "Pemerintah Damaskus dengan seluruh kekuatan yang dimilikinya siap mempertahankan perasatuan nasional dan wilayahnya. Damaskus dengan kekuatan pertahanannya siap menggagalkan setiap rencana agresi musuh," kata Harba.
 
Turki dan NATO dengan dalih kemungkinan adanya ancaman dari Suriah sepakat menempatkan enam sistem anti rudal Patriot di wilayahnya yang berdekatan dengan Suriah. Sistem anti rudal Patriot tersebut akan disuplai oleh Amerika, Belanda dan Jerman. Di sisi lain, Republik Islam Iran, Rusia dan Cina menunjukkan reaksi negatif atas penempatan rudal-rudal Patriot Barat di Turki. (IRIB Indonesina/MF/SL)
sumber: irib
 
0 Comments
Tweets
Komentar

0 komentar:

Posting Komentar